SEMANGAT

Selamat datang, Teruslah untuk berkarya hingga kelelahan itu lelah mengikutimu

Rabu, 10 September 2014

LAPORAN PERAKTIKUM ECOENZYME

Praktikum Kelompok
  
Setiap hari, aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan menghasilkan limbah atau sampah baik itu limbah organik maupun non organik.Di Indonesia sendiri, jumlah sampah yang dihasilkan perhari rata-rata 1 kg per orang atau 220.000 ton sampah nasional per hari.Jumlah ini lebih besar dari tahun 1995 yang hanya 800 gram per hari untuk setiap orang.

Peningkatan produksi sampah ini sangat mempengaruhi tren global warming yang  memicu terjadinya perubahan iklim dan diperkirakan akan semakin hebat jika tidak ada upaya untuk menguranginya. Panel Ilmuwan untuk Perubahan Iklim (Intergovermental Panel on Climate Change/IPCC) menyatakan, pemanasan global terjadi adalah hasil dari aktivitas manusia (antropogenik). IPCC juga  menyebutkan, dua senyawa kimia terbesar yang berkontribusi terjadinya pemanasan global adalah gas karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Kedua senyawa tersebut sebagian besar dihasilkan dari sampah. Setiap 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kilogram gas metana, maka bisa diketahui jumlah sumbangan sampah untuk pemanasan global sebesar 8.800 ton CH4 per hari. Meskipun konsentrasi CO2 lebih tinggi, namun para ahli memprediksi kekuatan CH4 memiliki kekuatan 20 kali lipat lebih besar dibandingkan CO2.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Limbah dalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negative terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.Sampah atau limbah yang dihasilkan dari kegitan manusia digolongkan ke dalam beberapa jenis.

1.      Pengertian Eco-enzyme

Ecoenzyme atau dalam Bahasa Indonesia disebut ekoenzim merupakan karya danpenemuan besar dari Dr. Rosukon Poompanvong, seorang peneliti dan pemerhatilingkungan dari Thailand. Inovasi ini memberikan distribusi yang cukup besarbagi lingkungan.Dr.Rosukon juga merupakan seorang pendiri Asosiasi PertanianOrganik Thailand (Organic Agriculture Association of Thailand).Ia bekerjasama3dengan para petani di Thailand bahkan Eropa dan berhasil menghasilkan produkpertanian yang bermutu tetapi ramah lingkungan. Dari usaha dan inovasi yang ialakukan ini, ia dianugerahi penghargaan oleh FAO Regional Thailand pada tahun 2003.

2.      Kegunaan Eco-Enzyme
Selama proses fermentasi, berlangsung reaksi :
CO2 + N2O + O2 → O3 + NO3 + CO3
Setelah proses fermentasi sempurna, barulah eco-enzyme (likuid berwarna jingga)terbentuk. Hasil akhir ini juga menghasilkan residu tersuspensi di bagian bawahyang merupakan sisa sayur dan buah.Residu dapat dimanfaatkan sebagai pupukorganik. Sedangkan likuid eco-enzyme itu sendiri, dapat dimanfaatkan sebagai:
1.      Pembersih lantai, sangat efektif untuk mebersihkan lantai kamar.
2.      Disinfektan, dapat digunakan sebagai antibakteri di bak mandi.
3.      Insektisida, digunakan untuk membasmi serangga (dengan mencampurkan ezim dengan air dan digunakan dalam bentuk spray).
4.      Cairan pembersih di selokan, terutama selokan kecil sebagai saluran pembuangan air kotor.

Pembuatanenzim ini juga memebrikan dampak yang luas bagi lingkungan secara globalmaupun ditinjau dari segi ekonomi.Ditinjau manfaat bagi lingkungan, selama proses fermentasi enzim berlangsung,dihasilkan gas O3 yang merupakan gas yang dikenal dengan sebutan ozon.

Ozonini kemudian bekerja di bawah lapisan Stratosfer untuk mengurangi gas rumahkaca dan logam berat yang terkurung di atmosfer.Selain itu juga dihasilkan NO3(Nitrat) dan CO3 (Karbon trioksida) yang dibutukan oleh tanah sebagi nutrient.Dari segi ekonomi, pembuatan enzim dapat mengurangipengeluaran mahasiswa untuk membeli cairan pembersih lantai ataupun pembasmi serangga.

Jenis sampah organik rumah tangga menempati proporsi paling besar daritotal produksi sampah. Rata-rata komposisi sampah di beberapa kota besar diIndonesia adalah: organik (25%), kertas (10%), plastik (18%), kayu (12%), logam(11%), kain (11%), gelas (11%), lain-lain (12%). Produksi sampah rumah tangga sendiri sekitar 70-90% dari total produksi sampah diIndonesia.Sampah organik setiap hari selalu dihasilkan oleh rumahtangga di Indonesia.
 Untuk membuat eco-enzyme, pertama yang harus dilakukan mempersiapkanbahan-bahan yang diperlukan seperti yang telah diuraikan di atas diantaranya :

Sisa sayuran seperti sawi (Brassica campestris), bayam (Amaranthustricolor L.), kol (Pisonia alba) dan jenis sayuran yanglainnya.
1.      Sisa buah seperti kulit jeruk (Citrus sp.)
2.      Gula jawa
3.      Air bersih
4.      Botol plastik minuman yang tidak terpakai

Adapun cara pembuatannya :
1.      Tuangkan air bersih ke dalam botol plastik. Rasio air terhadap bahanbahanyang lain adalah 10. Sedangkan rasio kulit jeruk dan sisa sayuranadalah 3, dan rasio untuk gula jawa adalah 1. Sehingga perbandingannyamenjadi Air : Kulit jeruk dan sisa sayuran : gula jawa = 10 : 3 : 1
2.      Perlu diperhatikan bahawa akumulasi semua bahan yang akan dimasukkanke dalam botol agar tidak memenuhi volume botol seutuhnya. Dibutuhkanruang untuk gas hasil fermentasi.
3.      Masukkan kulit jeruk dan sayuran ke dalam botol. Kulit jeruk dan sayuranyang dimasukkan hendaknya dipotong kecil dan diremas sehinggaberukuran kecil. Ini bertujuan agar proses fermentasi dapat berjalandengan baik.
4.      Semakin kecil ukuran kulit jeruk, maka bakteri dekomposer yang terkandung di dalamnya menjadi lebihteraktivasi untuk melakukan fermentasi karena luas bidang lebih kecil.
5.      Masukkan gula jawa dan kemudian diaduk atau dikocok agar semua bahantercampur. Gula jawa berfungsi sebagai sumber gula bagi bakteri untukmelakukan fermentasi.
6.      Tutup botol agar udara luar tidak masuk. Hal ini dapat menggangu prosesfermentasi.
7.      Enzim yang telah dibuat disimpan di tempat yang tidak terjangkau olehcahaya matahari, sehingga sistem benar-benar tertutup.
8.      Fermentasi sempurna memakan waktu hingga 3 bulan.
(Pada dua minggupertema setelah pembuatan, tutup botol hendaklah dibuka maksimal 2 kalisehari selama beberapa detik saja.)

Tahapan membuateco enzyme dalam sistematika sebagai berikut:



 2.1  Hasil Pengamatan
No
Hari/ Tanggal
Perubahan yang diamati
Aroma
Warna
Keadaan cairan
1
Minggu,
19 Juli 2012
Seperti pemutih baju da nada sedikit bau jeruk
Coklat muda (agak bening)
Terdapat endapan  (Terdiri dari sampah batang sayuran)
Ada yang mengapung  bagian daun – daunan
2
Selasa,
21 Juli 2012
Seperti pemutih baju danada sedikit bau jeruk
Coklat ke kuningan

Terdapat endapan dan terdapat gas

3
Kamis,
23 Juli 2012
Seperti rujak dan tercium bau jeruk yang menyengat
Terdapat endapan yang bagian bawah kulit jeruk dan yang bagian atas terdapat sayur – sayuran, dan daun nya mengapung
4
Sabtu,
25 Juli 2012
Menyengat aroma jeruk dan gula yang tercium begitu menyengat
Daun mengapung dan terdapat endapan dibagian bawah, dan terdapat gas sedikit
5
Senin,
27 Juli 2012
Menyengat aroma menyengat asam
Coklat muda (pekat)






Coklat muda (pekat)

Terdapat endapan
Endapan terbagi menjadi dua, yaitu bagian dasar berupa batang – batang dan bagian permukaan berupa daun – daun dan ketika dibuka terdapat gas.

6
Rabu,
29 Juli 2012
Asam yang menyengat
Terdapat endapan
Endapan terbagi menjadi dua, yaitu bagian dasar lebih pekat, dan dibagian atas endapan terdapat gumpalan potongan sayuran ketika tutup botol dibuka terdapat busa(gas) dan sayuran naik keatas.
7
Jumat,
31 Juli 2012
Asam yang menyengat
Coklat Kekuningan (pekat)
Terdapat endapan
Endapan terbagi menjadi dua, yaitu bagian dasar terdapat  sayuran – sayuran yang telah hancur, dan dibagian atas endapan terdapat gumpalan potongan sayuran ketika tutup botol dibuka terdapat busa(gas) dan sayuran naik keatas.

2.2  Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan selama 2 minggu yang dimualai dari hari Minggu, 19 Juli 2012 sampai dengan hari Jum’at, 31 Juli 2012 sebanyak 7 kali pengamatan dengan jarak waktu dua hari satu kali pengamatan.

Pada pengamatan hari pertama tanggal 19 Juli 2012 diperoleh hasil aroma Seperti pemutih baju da nada sedikit bau jeruk kemudian dihasilkan warna larutan Coklat muda (agak bening) Dalam larutan Terdapat endapan  (Terdiri dari sampah batang sayuran) Ada yang mengapung  bagian daun – daunan, kemudan pada hari pengamatn ke 2 tanggal 21 Juli 2012 mengahsilkan hasil pengamatan sebagai berikut aromanya seperti pemutih ada sedikit bau jeruk, warnanya coklat kekuningan dan terdapat endapan, dengan sedikit gas.

Pada pengamatan ke tiga tanggal 23 Juli 2012 tercium seperti bau jeruk yang menyengat, warnanya coklat kekuningan dan terdapat endapan, dibagian atasnya terdapat kulit jeruk dan dibagian bawahnya terdapat sayur – sayuran. Kemudian pada pengamatan ke empat tanggal 25 Juli 2012, baunya seperti jeruk dan menyengat serta gula yang tercium begitu menyengat, warnanya coklat kekuningan, dan daunnya mengapung terdapat endapan dibagian bawah, adanya gas (buih). Pada pengamatan ke lima tanggal 27 Juli 2012 aromanya asam menyengat, warnanya coklat muda terdapat endapan – endapan, endapat terbagi menjadi dua bagian, bagian dasar berupa batang – batang, bagian permukaan berupa daun – daun dan ketika dibuka tutupnya terdapat gas (buih). Pengamatan ke enam tanggal 29 Juli 2012 diperoleh hasil baunya asam dan menyengat, warnanya coklat muda kekuningan terdapat dua bagian endapan. Pada bagian bawah endapan berwarna lebih pekat dan bagian atas endapan atau gumpalan potongan sayuran, ketika tutup botol dibuka sodanya naik dan endapan – endapan tersebut ikut keatas.

Pengamatan yang ke tujuh pada tanggal 31 Juli 2012, terdapat aroma asam yang menyengat warna yang dihasilkan coklat kekuningan, sebelum tutup dibuka sayuarannya mengendap dibawah dan setelah tutup botol dibuka sebagian sayuran naik keatas dan setengahnya masih dibawah. Terdapat endapan paling bawah yaitu sayuran yang telah hancur.

Dari hasil pengamatan yang menggunakan waktu selama dua minggu, dapat di lihat perubahan yang terjadi dari hari ke hari dalam larutan tersebut terjadi proses fermentasi dengan bantuan enzim yang akan menghasilkan eco enzyme dalam waktu tiga bulan. Dalam proses fermentasi diperoleh persamaan reaksi yaitu:
CO2 + N2O + O2 → O3 + NO3 + CO3
Dalam proses ini dihasilkan juga gas, dan ketika dalam waktu dua hari tutup botol tersebut tidak dibuka maka akan terjadi ledakan dalam botol tersebut. Hal ini dikarenakan tekanan gas yang ada didalam botol. Ini bertujuan agar gas hasil fermentasi dapat dibebaskan, karena jika tidak demikian maka sistem (enzim di dalam botol) akan mengalami expand atau tekanan keras yang dapat menghasilkan ledakan kecil maupun besar (tergantung lama akumulasi gas hasil fermentasi pada keadaan jenuh).



Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
1.      Ecoenzyme atau dalam Bahasa Indonesia disebut ekoenzim merupakan karya dan  penemuan besar dari Dr. Rosukon Poompanvong, seorang peneliti dan pemerhati lingkungan dari Thailand
2.      Proses fermentasi,eco enzyme berlangsung reaksi :
CO2 + N2O + O2 → O3 + NO3 + CO3
3.       Fermentasi sempurna memakan waktu hingga 3 bulan.
4.      Manfaat eco enzyme adalah Pembuatan enzim ini juga memebrikan dampak yang luas bagi lingkungan secara global maupun ditinjau dari segi ekonomi.
5.      Ditinjau manfaat bagi lingkungan, selama proses fermentasi enzim berlangsung, dihasilkan gas O3 yang merupakan gas yang dikenal dengan sebutan ozon.







 

 

7 komentar:

animasi  bergerak gif