Praktikum Kelompok
Setiap hari, aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan
menghasilkan limbah atau sampah baik itu limbah organik maupun non organik.Di
Indonesia sendiri, jumlah sampah yang dihasilkan perhari rata-rata 1 kg per
orang atau 220.000 ton sampah nasional per hari.Jumlah ini lebih besar dari
tahun 1995 yang hanya 800 gram per hari untuk setiap orang.
Peningkatan produksi sampah ini sangat
mempengaruhi tren global warming yang
memicu terjadinya perubahan iklim dan diperkirakan akan semakin hebat
jika tidak ada upaya untuk menguranginya. Panel Ilmuwan untuk Perubahan Iklim (Intergovermental
Panel on Climate Change/IPCC) menyatakan, pemanasan global terjadi adalah
hasil dari aktivitas manusia (antropogenik). IPCC juga menyebutkan, dua senyawa kimia terbesar yang
berkontribusi terjadinya pemanasan global adalah gas karbon dioksida (CO2) dan
metana (CH4). Kedua senyawa tersebut sebagian besar dihasilkan dari sampah.
Setiap 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kilogram gas metana, maka bisa
diketahui jumlah sumbangan sampah untuk pemanasan global sebesar 8.800 ton CH4
per hari. Meskipun konsentrasi CO2 lebih tinggi, namun para ahli memprediksi
kekuatan CH4 memiliki kekuatan 20 kali lipat lebih besar dibandingkan CO2.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999,
limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau
kegiatan manusia. Limbah dalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak
negative terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.Sampah atau limbah
yang dihasilkan dari kegitan manusia digolongkan ke dalam beberapa jenis.
1. Pengertian
Eco-enzyme
Ecoenzyme atau dalam Bahasa Indonesia
disebut ekoenzim merupakan karya danpenemuan besar dari Dr. Rosukon
Poompanvong, seorang peneliti dan pemerhatilingkungan dari Thailand. Inovasi
ini memberikan distribusi yang cukup besarbagi lingkungan.Dr.Rosukon juga
merupakan seorang pendiri Asosiasi PertanianOrganik Thailand (Organic
Agriculture Association of Thailand).Ia bekerjasama3dengan para petani di Thailand bahkan Eropa dan berhasil
menghasilkan produkpertanian yang bermutu tetapi ramah lingkungan. Dari usaha
dan inovasi yang ialakukan ini, ia dianugerahi penghargaan oleh FAO Regional
Thailand pada tahun 2003.
2. Kegunaan Eco-Enzyme
Selama proses fermentasi, berlangsung
reaksi :
CO2 + N2O + O2 → O3 + NO3 + CO3
Setelah proses fermentasi sempurna,
barulah eco-enzyme (likuid berwarna jingga)terbentuk. Hasil akhir ini
juga menghasilkan residu tersuspensi di bagian bawahyang merupakan sisa sayur
dan buah.Residu dapat dimanfaatkan sebagai pupukorganik. Sedangkan likuid eco-enzyme
itu sendiri, dapat dimanfaatkan sebagai:
1. Pembersih lantai, sangat efektif untuk
mebersihkan lantai kamar.
2. Disinfektan, dapat digunakan sebagai
antibakteri di bak mandi.
3. Insektisida, digunakan untuk membasmi
serangga (dengan mencampurkan ezim dengan air dan digunakan dalam bentuk spray).
4. Cairan pembersih di selokan, terutama
selokan kecil sebagai saluran pembuangan air kotor.
Pembuatanenzim ini juga memebrikan
dampak yang luas bagi lingkungan secara globalmaupun ditinjau dari segi
ekonomi.Ditinjau manfaat bagi lingkungan, selama proses fermentasi enzim
berlangsung,dihasilkan gas O3 yang merupakan gas yang dikenal dengan sebutan
ozon.
Ozonini kemudian bekerja di bawah
lapisan Stratosfer untuk mengurangi gas rumahkaca dan logam berat yang
terkurung di atmosfer.Selain itu juga dihasilkan NO3(Nitrat) dan CO3 (Karbon
trioksida) yang dibutukan oleh tanah sebagi nutrient.Dari segi ekonomi,
pembuatan enzim dapat mengurangipengeluaran mahasiswa untuk membeli cairan
pembersih lantai ataupun pembasmi serangga.
Jenis
sampah organik rumah tangga menempati proporsi paling besar daritotal produksi
sampah. Rata-rata komposisi sampah di beberapa kota besar diIndonesia adalah:
organik (25%), kertas (10%), plastik (18%), kayu (12%), logam(11%), kain (11%),
gelas (11%), lain-lain (12%). Produksi sampah rumah tangga sendiri sekitar
70-90% dari total produksi sampah diIndonesia.Sampah organik setiap hari selalu
dihasilkan oleh rumahtangga di Indonesia.
Untuk membuat eco-enzyme, pertama yang harus dilakukan
mempersiapkanbahan-bahan yang diperlukan seperti yang telah diuraikan di atas
diantaranya :
Sisa sayuran seperti sawi (Brassica
campestris), bayam (Amaranthustricolor
L.), kol (Pisonia
alba) dan jenis sayuran yanglainnya.
1. Sisa buah seperti kulit jeruk (Citrus
sp.)
2. Gula jawa
3. Air bersih
4. Botol plastik minuman yang tidak
terpakai
Adapun cara pembuatannya :
1. Tuangkan air bersih ke dalam botol
plastik. Rasio air terhadap bahanbahanyang lain adalah 10. Sedangkan rasio
kulit jeruk dan sisa sayuranadalah 3, dan rasio untuk gula jawa adalah 1.
Sehingga perbandingannyamenjadi Air : Kulit jeruk dan
sisa sayuran : gula jawa = 10 : 3 : 1
2. Perlu diperhatikan bahawa akumulasi
semua bahan yang akan dimasukkanke dalam botol agar tidak memenuhi volume botol
seutuhnya. Dibutuhkanruang untuk gas hasil fermentasi.
3. Masukkan kulit jeruk dan sayuran ke
dalam botol. Kulit jeruk dan sayuranyang dimasukkan hendaknya dipotong kecil
dan diremas sehinggaberukuran kecil. Ini bertujuan agar proses fermentasi dapat
berjalandengan baik.
4. Semakin kecil ukuran kulit jeruk, maka
bakteri dekomposer yang terkandung di dalamnya menjadi lebihteraktivasi untuk
melakukan fermentasi karena luas bidang lebih kecil.
5. Masukkan gula jawa dan kemudian diaduk
atau dikocok agar semua bahantercampur. Gula jawa berfungsi sebagai sumber gula
bagi bakteri untukmelakukan fermentasi.
6. Tutup botol agar udara luar tidak masuk.
Hal ini dapat menggangu prosesfermentasi.
7. Enzim yang telah dibuat disimpan di
tempat yang tidak terjangkau olehcahaya matahari, sehingga sistem benar-benar
tertutup.
8. Fermentasi sempurna memakan waktu hingga
3 bulan.
(Pada
dua minggupertema setelah pembuatan, tutup botol hendaklah dibuka maksimal 2
kalisehari selama beberapa detik saja.)
Tahapan membuateco enzyme dalam sistematika sebagai berikut:
2.1 Hasil
Pengamatan
No
|
Hari/ Tanggal
|
Perubahan yang diamati
|
||
Aroma
|
Warna
|
Keadaan
cairan
|
||
1
|
Minggu,
19 Juli 2012
|
Seperti pemutih baju
da nada sedikit bau jeruk
|
Coklat
muda (agak bening)
|
Terdapat
endapan (Terdiri dari sampah batang
sayuran)
Ada
yang mengapung bagian daun – daunan
|
2
|
Selasa,
21 Juli 2012
|
Seperti pemutih baju
danada sedikit bau jeruk
|
Coklat
ke kuningan
|
Terdapat
endapan dan terdapat gas
|
3
|
Kamis,
23 Juli 2012
|
Seperti rujak dan
tercium bau jeruk yang menyengat
|
Terdapat
endapan yang bagian bawah kulit jeruk dan yang bagian atas terdapat sayur –
sayuran, dan daun nya mengapung
|
|
4
|
Sabtu,
25 Juli 2012
|
Menyengat aroma jeruk
dan gula yang tercium begitu menyengat
|
Daun
mengapung dan terdapat endapan dibagian bawah, dan terdapat gas sedikit
|
|
5
|
Senin,
27 Juli 2012
|
Menyengat aroma
menyengat asam
|
Coklat
muda (pekat)
Coklat
muda (pekat)
|
Terdapat
endapan
Endapan
terbagi menjadi dua, yaitu bagian dasar berupa batang – batang dan bagian
permukaan berupa daun – daun dan ketika dibuka terdapat gas.
|
6
|
Rabu,
29 Juli 2012
|
Asam yang menyengat
|
Terdapat
endapan
Endapan
terbagi menjadi dua, yaitu bagian dasar lebih pekat, dan dibagian atas
endapan terdapat gumpalan potongan sayuran ketika tutup botol dibuka terdapat
busa(gas) dan sayuran naik keatas.
|
|
7
|
Jumat,
31 Juli 2012
|
Asam yang menyengat
|
Coklat
Kekuningan (pekat)
|
Terdapat
endapan
Endapan
terbagi menjadi dua, yaitu bagian dasar terdapat sayuran – sayuran yang telah hancur, dan
dibagian atas endapan terdapat gumpalan potongan sayuran ketika tutup botol
dibuka terdapat busa(gas) dan sayuran naik keatas.
|
2.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
kami lakukan selama 2 minggu yang dimualai dari hari Minggu, 19 Juli 2012
sampai dengan hari Jum’at, 31 Juli 2012 sebanyak 7 kali pengamatan dengan jarak
waktu dua hari satu kali pengamatan.
Pada
pengamatan hari pertama tanggal 19 Juli 2012 diperoleh hasil aroma Seperti
pemutih baju da nada sedikit bau jeruk kemudian dihasilkan warna larutan
Coklat muda (agak bening) Dalam larutan Terdapat endapan (Terdiri dari sampah batang sayuran) Ada
yang mengapung bagian daun – daunan,
kemudan pada hari pengamatn ke 2 tanggal 21 Juli 2012 mengahsilkan hasil pengamatan
sebagai berikut aromanya seperti pemutih ada sedikit bau jeruk, warnanya
coklat kekuningan dan terdapat endapan, dengan sedikit gas.
Pada
pengamatan ke tiga tanggal 23 Juli 2012 tercium seperti bau jeruk yang
menyengat, warnanya coklat kekuningan dan terdapat endapan, dibagian atasnya
terdapat kulit jeruk dan dibagian bawahnya terdapat sayur – sayuran. Kemudian
pada pengamatan ke empat tanggal 25 Juli 2012, baunya seperti jeruk dan
menyengat serta gula yang tercium begitu menyengat, warnanya coklat
kekuningan, dan daunnya mengapung terdapat endapan dibagian bawah, adanya gas
(buih). Pada pengamatan ke lima tanggal 27 Juli 2012 aromanya asam menyengat,
warnanya coklat muda terdapat endapan – endapan, endapat terbagi menjadi dua
bagian, bagian dasar berupa batang – batang, bagian permukaan berupa daun –
daun dan ketika dibuka tutupnya terdapat gas (buih). Pengamatan ke enam
tanggal 29 Juli 2012 diperoleh hasil baunya asam dan menyengat, warnanya
coklat muda kekuningan terdapat dua bagian endapan. Pada bagian bawah endapan
berwarna lebih pekat dan bagian atas endapan atau gumpalan potongan sayuran,
ketika tutup botol dibuka sodanya naik dan endapan – endapan tersebut ikut
keatas.
Pengamatan
yang ke tujuh pada tanggal 31 Juli 2012, terdapat aroma asam yang menyengat
warna yang dihasilkan coklat kekuningan, sebelum tutup dibuka sayuarannya
mengendap dibawah dan setelah tutup botol dibuka sebagian sayuran naik keatas
dan setengahnya masih dibawah. Terdapat endapan paling bawah yaitu sayuran
yang telah hancur.
Dari
hasil pengamatan yang menggunakan waktu selama dua minggu, dapat di lihat
perubahan yang terjadi dari hari ke hari dalam larutan tersebut terjadi
proses fermentasi dengan bantuan enzim yang akan menghasilkan eco enzyme
dalam waktu tiga bulan. Dalam proses fermentasi diperoleh persamaan reaksi
yaitu:
CO2
+ N2O + O2 → O3 + NO3 + CO3
Dalam
proses ini dihasilkan juga gas, dan ketika dalam waktu dua hari tutup botol
tersebut tidak dibuka maka akan terjadi ledakan dalam botol tersebut. Hal ini
dikarenakan tekanan gas yang ada didalam botol. Ini bertujuan agar gas hasil
fermentasi dapat dibebaskan, karena jika tidak demikian maka sistem (enzim di
dalam botol) akan mengalami expand atau tekanan keras yang dapat
menghasilkan ledakan kecil maupun besar (tergantung lama akumulasi gas hasil
fermentasi pada keadaan jenuh).
|
Dari
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
1. Ecoenzyme atau dalam Bahasa Indonesia
disebut ekoenzim merupakan karya dan
penemuan besar dari Dr. Rosukon Poompanvong, seorang peneliti dan
pemerhati lingkungan dari Thailand
2. Proses fermentasi,eco
enzyme berlangsung reaksi :
CO2 + N2O
+ O2 → O3 + NO3 + CO3
3. Fermentasi sempurna memakan waktu hingga 3
bulan.
4. Manfaat eco enzyme
adalah Pembuatan enzim ini juga memebrikan
dampak yang luas bagi lingkungan secara global maupun ditinjau dari segi
ekonomi.
5. Ditinjau manfaat bagi lingkungan, selama
proses fermentasi enzim berlangsung, dihasilkan gas O3 yang merupakan gas yang
dikenal dengan sebutan ozon.
terimakasih infonya
BalasHapusnice info....
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusthk
BalasHapusthk
BalasHapusthk
BalasHapusyang mau ditanya, ini kan fermentasi dengan bakteri anaerob, bagaimana mungkin terjadi gas ozon/O3 merupakan oksidan kuat. Semua bakteri anaerob mati semua
BalasHapus